Rabu, April 15, 2009

see




trying insert pics

poetpractising.2

Kulaju pelan-pelan sepeda motorku... roda itu melaju mengangkangi jalanan kota dengan enggan.... melampaui lubang-lubang yang sekian lama menganga diam...menunggu tukang tambal...menghiba supaya lekas ditutupnya lubang itu...dan takkan menelan tumbal seorang pejalan yang tak diinginkannya lagi...sungguh ironis dengan julukan kota moderen seperti tertulis di koran-koran dan majalah...
Sekelmbaliku dari tujuan....aku dikagetkan oleh hibaan seorang ibu dan anak kecilnya... yang telah kelelahan menunggu tumpangan ke suatu tujuan.... ibu itu memberitahuku hendak mencari bapak bocah itu...telah dua hari ia tak pulang memberi makan anak dan ibunya.... dengan rasa iba kuantarkan mereka...
Bocah kecil itu...... oh.... sungguh tak tega kumelihatnya berjalan pincang-pincang kelelahan.... menyiratkan ia dan ibunya telah jalan begitu jauh dari rumahnya... tiada punya uang lagi tuk membayar angkutan..
Diri ini menyumpah.....siapakah gerangan lelaki gombal yang tlah begitu tega....? Oh... dunia memang sangat kejam...

poetpractising

Pilu rasa hati...tak kuasa lagi kumenanggung..... Kurangkah rasa syukurku yang tiap siang malam kupanjatkan keharibaanMu....? Rasanya dewa hoki masih enggan melirikku... menambah ciut nyali...tuk terus lebih jauh...menapak jalan nan panjang berliku... Ya Tuhan... berilah aku kesempatan lagi tuk meraih impianku... sebelum diri ini Kau tarik dari dunia yang penuh kepalsuan.

Kulihat cakrawala di atas sana...awan mendung menutupi sinar mentari disenja pinggir pantai itu... ah.... perampasan keindahan.... kenapa engkau tak jua lekas-lekas lenyap dari pandangan... hai awan kelabu...sekelabu hatiku saat ini... oooooooo....nasib..... kenapa kau begitu kejam membiarkanku terbuang dilingkaran gelap ini.

Sinar rembulan tampak lesu.. memancar... menerobos rerimbunan pohon dan sekawanan makhluk malam yang bergelantungan.... sekuat tekad dengan tenaga tersisa setelah pendakian tadi siang... sekawanan bocah berjalan perlahan meneruskan langkah memasuki goa seram itu... sungguh lembab memancarkan aroma tak sedap bekas sekawanan makhluk lain yang bergelantungan didindingnya... sekarang mereka semakin dekat dengan tujuan....

Rabu, April 08, 2009

School Library Administration

PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH

I. PENDAHULUAN

A. Analisa Situasi

Keberadaan perpustakaan bagi masyarakat modern dewasa ini dirasa sangat penting, utamanya terkait dengan proses belajar mengajar. Sejak manusia mulai bisa membaca hingga memasuki bangku sekolah sampai bekerja, dalam pemikiran mereka perpustakaan selalu dikaitkan dengan buku, sedangkan buku dikaitkan dengan kegiatan belajar, baik belajar di lingkungan sekolah maupun di luar lingkungan sekolah. Anggapan ini memang tidak seluruhnya salah, tetapi juga tidak semuanya benar mengingat perpustakaan saat ini tidak hanya berisi buku-buku saja. Ada perpustakaan yang dilengkapi dengan bahan pustaka maya (virtual) ataupun terekam (recorded), bahkan tidak jarang sebuah perpustakaan yang dilengkapi dengan café, toko buku, tempat kursus ketermapilan, swalayan, dan lain-lainnya. Namun pada intinya adalah bahwa semua perpustakaan tersebut dengan berbagai keadaannya memerlukan pengolahan bahan pustaka (baca: buku) dengan manajemen yang baik. Oleh karenanya pengelolaan perpustakaan yang tersistem menjadi hal yang siginfikan yang harus dikuasai bagi para pengelola/pustakawan tersebut.

Perpustakaan memiliki fungsi sebagai tempat menyimpan khasanah hasil pemikiran manusia yang dituangkan dalam bentuk media cetak maupun non cetak. Tergolong dalam media cetak seperti buku, majalah, surat kabar dan lain sebagainya, sedangkan media non cetak seperti televisi, audio-visual, microreader, microchip, film-strip (microfilm) dan sebagainya yang merupakan produk kemajuan teknologi sampai saat ini.

Undang-undang RI No.20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional pasal 54 menjelaskan, bahwa peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan dan pengendalian mutu pelayanan pendidikan meliputi peran serta perseorangan, kelompok, keluarga, organisasi, pengusaha dan organisasi masyarakat, dimana perpustakaan termasuk salah satu unsur penting terselanggaranya kegiatan pendidikan tersebut. Oleh karena itu keberadaan perpustakaan sekolah sangat berperan baik di sekolah maupun di masyarakat pedesaan untuk memajukan bangsa terutama dalam menyebar luaskan informasi dan cakrawala pendidikan.

Terkait hal tersebut di atas, Pemerintah Kota Semarang telah menjadikan fungsi pendidikan sebagai Prioritas Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Semarang, untuk mendukung visi dan misi Kota Semarang menjadi Kota Metropolitan yang Religius berbasis perdagangan dan jasa. Untuk mendukung tercapainya misi dan visi tersebut maka perlu adanya usaha pengembangan, terutama pengembangan terhadap Sumber Daya Manusia (SDM) seutuhnya dalam menghadapi era profesionalisme, guna menjawab tranformasi informasi yang kian melaju pesat dalam mewadahi dampak era globalisasi yang menembus batas infrastruktur ke daerah-daerah, baik sosial, budaya, ekonomi, termasuk sumber pengetahuan/informasi sebagai menunjang wawasan intelektual segenap anak bangsa.

Menurut pendapat Dady P.Rachmananta, ketua Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI) di sela-sela pembukaan Rapat Kerja ke-14 Seminar Ilmiah Nasional Ikatan Pustakawan Indonesia yang bertema; “Undang-undang Perpustakaan: Era Baru Perpustakaan Indonesia” di Hotel Sunan, Solo, pada hari Selasa (13/11/2007), beliau menyatakan bahwa ada dua jenis perpustakaan yang mengalami kondisi parah sampai saat ini, yaitu perpustakaan sekolah dan perpustakaan umum, sementara perpustakaan khusus dan perpustakaan perguruan tinggi kondisinya masih lebih baik.

Selain itu dalam Undang Undang No 43/2007 tentang Perpustakaan yang disahkan pada 2 Oktober 2007, dijelaskan bahwa anggaran yang diperuntukan bagi pengembangan perpustakaan sekolah minimal harus sebesar 5% dari anggaran operasional sekolah. Dengan penjelasan ini maka merupakan kewajiban Pemerintah Daerah (Pemda) setempat melalui Dinas Pendidikan masing-masing untuk menyiapkan anggaran khusus guna memperbaiki kondisi perpustakaan sekolah yang ada. Konsekuensinya jika hal ini tidak bisa dipenuhi, maka kepala daerah yang bersangkutan dapat dikenakan sanksi administratif berupa teguran dari pejabat diatasnya (Suara Merdeka: Rabu 14 November 2007 Hal: 13 kolom 4-6).

Penyelenggaraan perpustakaan sekolah mengacu pada Undang-Undang No.2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dimana pada Pasal 35 dijelaskan bahwa setiap satuan pendidikan jalur pendidikan sekolah, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun masyarakat harus menyediakan sumber-sumber belajar. Selain itu pasal 35 juga menyebutkan bahwa salah satu sumber belajar yang amat penting adalah perpustakaan. Pasal ini menimbulkan konsekuensi bahwa perpustakaan sekolah harus bisa menyediakan informasi bagi para tenaga kependidikan dan para peserta didik guna memperluas dan memperdalam pengetahuan mereka melalui kegiatan membaca buku dan koleksi lain yang ada di perpustakaan.

Apabila kita mau menengok lebih jauh terhadap perpustakaan sebagai pranata yang dikaitkan dengan belajar maka akan lebih mengarah pada kegiatan belajar di luar lingkungan sekolah. Namun dalam kenyataannya ada sejumlah sekolah dengan perpustakaan yang ruangannya menjadi satu denngan ruang untuk kegiatan belajar mengajar, sehingga cukup banyak kondisi perpustakaan sekolah yang belum memadai. Kondisi ini sangat kentara terlihat pada Perpustakaan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) baik sekolah negeri maupun swasta di lingkungan Kecamatan Gunungpati Semarang.

Kondisi perpustakaan di atas karena terkait dengan sarana dan prasarana, misalnya keterbatasan gedung, ruang yang tersedia, terbatasnya jumlah dan ragam bahan pustaka yang dikoleksi, serta belum diolahnya bahan pustaka berdasarkan sistem yang standar sesuai aturan/pedoman yang telah dibakukan, misalnya menggunakan pedoman Anglo American Cataloging Rules 2nd edition (AACR2) sebagai pedoman dalam pembuatan katalog bahan pustaka, ataupun menggunakan Dewey Decimal Clasification (DDC) sebagai pedoman dalam menentukan klasifikasi bahan pustaka, juga menggunakan Daftar Tajuk Subjek (TS) yang dikeluarkan oleh Perpustakaan Nasional RI untuk menentukan subjek suatu bahan pustaka.

Melihat fakta-fakta tersebut di atas maka patut disyukuri bahwa perhatian masyarakat terhadap perpustakaan saat ini menunjukkan peningkatan yang berarti, dan perpustakaan sekolah pun tidak luput dari perhatian ini. Pada kenyataan saat ini hampir tidak ada sebuah sekolah yang tidak memiliki perpustakaan, sebab perpustakaan sekolah diibaratkan sebagai jantungnya sekolah tersebut. Banyaknya jumlah perpustakaan sekolah di Indonesia yang setidaknya sama dengan jumlah sekolah itu sendiri, sementara pengelola perpustakaan pada umumnya masih jauh dari yang diharapkan, tak lain karena hal ini disebabkan sekolah tersebut belum mempunyai tenaga pustakawan secara khusus untuk memngelola perpustakaan tersebut. Pada umumnya pengelolaan perpustakaan sekolah tersebut dibantu oleh tenaga pengajar atau guru kelas secara terjadwal.

Keadaan tersebut tidak jauh berbeda dengan kondisi Perpustakaan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama di Kecamatan Gunungpati Semarang. Hal ini terkuak dari hasil pengamatan salah satu anggota Tim Pengabdian kepada Masyarakat di saat anggota tersebut menghadap Kepala Dinas Pendidikan Cabang Kecamatan Gunungpati pada tanggal 7 Nopember 2007, yang sedianya memohon ijin akan mengadakan pengabdian terkait pembinaan pengelolaan perpustakaan sekolah bagi pengelola perpustakaan sekolah menengah di Kecamatan Gunungpati. Dari keadaan di lapangan, aggota Tim menyimpulkan bahwa pada umumnya perpustakaan sekolah di lingkungan tersebut masih dalam kondisi sebagai berikut:

  1. Bahan pustaka yang dimiliki diolah/diproses belum menggunakan pedoman yang telah dibakukan seperti; Anglo American Cataloging Rules 2nd edition (AACR2) untuk pembuatan katalog bahan pustaka, ataupun untuk menentukan klasifikasi menggunakan Dewey Decimal Clacification (DDC).
  2. Dalam pembuatan kartu katalog dan pemberian nomor klasifikasi belum diadakan penyesuaiann dengan pedoman yang telah dibakukan.
  3. Layanan peminjaman masih menggunakan cara-cara manual.
  4. Belum tersedianya tenaga terampil dibidang kepustakaan untuk mengelola perpustakaan sekolah.

Berdasarkan keadaan di atas maka bagi perpustakaan tersebut perlu diadakan pembinaan bagi para pengelola perpustakaannya, agar perpustakaan dapat berdaya guna dalam menunjang proses belajar mengajar di sekolah masing-masing.

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Tujuan didirikannya perpustakaan sekolah tidak terlepas dari tujuan diselenggarakannya pendidikan sekolah secara keseluruhan, yaitu untuk memberikan bekal kemampuan dasar kepada peserta didik yang terdiri dari siswa atau murid, selain itu juga mempersiapkan mereka untuk mengikuti pendidikan menengah.

Perpustakaan Sekolah sebagai bagian integral dari sekolah yang merupakan komponen utama pendidikan di sekolah diharapkan dapat menunjang pencapaian tujuan tersebut. Sejalan dengan hal tersebut maka perpustakaan sekolah memiliki tujuan sebagai berikut:

1) Mendorong dan mempercepat proses penguasaan teknik membaca para siswa

2) Membantu para siswa menulis kreatif dengan bimbingan guru dan pustakawan

3) Menumbuhkembangkan minat baca dan kebiasaan membaca para siswa

4) Menyediakan berbagai macam sumber informasi untuk kepentingan pelaksanaan kurikulum.

5) Mendorong, menggairahkan, memelihara dan memberi semangat membaca dan semangat belajar para siswa.

6) Dengan membaca buku yang mengandung ilmu pengetahuan dan teknologi yang disediakan oleh perpustakaan, maka siswa akan dapat memperluas dan memperdalam serta memperkaya pengalaman belajar mereka.

7) Memberikan hiburan sehat untuk mengisi waktu senggang melalui kegiatan membaca, khususnya buku-buku dan sumber bacaan lain yang bersifat kreatif dan ringan seperti fiksi, cerpen, dan lain-lainnya.

Tujuan tersebut tergambar dengan jelas arah dan capaian yang dimasukkan dalam penyelenggaraan perpustakaan sekolah, yang dalam jangka panjangnya adalah untuk menambah dasar-dasar pengetahuan untuk menjadi fondasi bagi pengembangan selanjutnya. Sedangkan fungsi perpustakaan sekolah secara umum, yaitu edukatif, kreasi dan riset atau penelitian sederhana.

Fungsi Edukasi:

Koleksi yang dikelolanya banyak membantu para siswa sekolah untuk belajar dan memperoleh kemampuan dasar dalam mentransfer konsep-konsep pengetahuan.sehingga dikemudian hari para siswa mempunyai kemampuan untuk mengembangkan diri. Masyarakat pengguna yang berada di tempat perpustakaan bernaung mempunyai hak yang sama dalam memanfaatkan fasilitas yang disediakan oleh perpustakaan sekolah, namun demikian , dalam praktiknya, yang juga disesuaikan dengan arah pembangunan sekolah setempat yang selalu harus sejalan dengan tujuan pembangunan pendidikan yang lebih tinggi. Perpustakaan sekolah biasanya belum menjadi prioritas pelaksanaannya hal ini dimungkinkan oleh karena hasil yang dicapai oleh penyelenggaraan perpustakaan sekolah tidak langsung bisa dilihat.

Fungsi Informasi:

Berkaitan dengan penyediaan buku koleksi perpustakaan yang bersifat memberitahu hal-hal yang berhubungan dengan kepentingan siswa dan guru, karena siswa dan guru tidak cukup mengetahui hal dunia dengan hanya mendengar radio atau melihat TV, tetapi juga membaca, karena buku akan lebih unggul dibandingkan dengan media audio visual. Dengan membaca orang bisa menembus batas-batas ruang dan waktu, sehingga sebuah peristiwa yang terjadi jauh dimasa lalu bisa diketahui melalui membaca buku.

Fungsi Rekreasi

Merupakan pelengkap untuk memenuhi kebutuhan sebagian anggota masyarakat sekolah akan hiburan intelektual, walaupun bukan utama dari dibangunnya perpustakaan sekolah namun sangat penting kedudukannya bagi upaya peningkatan kesadaran intelektual dan pembangunan inspirasi, karena kebutuhan bacaan tidak selalu yang lebih serius sehingga disediakan bacaan yang ringan yang bersifat menghibur.

Fungsi Riset

Koleksi perpustakaan sekolah bisa untuk membantu pelaksanaan kegiatan penelitian sederhana, oleh karena itu berbagai bahan pustaka yang dikoleksi perpustakaan sekolah disimpan sebaik mungkin sehingga dapat dipergunakan nantinya sebagai bahan refensi penelitian.

Dari paparan analisa situasi dan tinjauan pustaka dapat diidentifikasi beberapa fakta bahwa tujuan perpustakaan sekolah adalah salah satu alat yang vital dalam pendidikan dan pengajaran. Namun hampir tak ada artinya jika didalam pengelolaannya tidak memberikan kemudahan, terutama bagi pengguna yang terdiri dari guru, murid dan karyawan dalam hal pelayanan untuk mendapatkan informasi yang diperlukan, untuk itu perlu adanya :

· Tenaga yang terampil dibidang kepustakaan,

· Pengolahan bahan pustaka secara benar yang meliputi pengadaan, inventarisasi klasifikasi dan katalogisasi

· Penggunaan pedoman yang telah dibakukan yaitu Dewey Decimal Clacification (DDC) untuk pengklasifikasian, sedangkan pengkatalogan menggunakan pedoman Anglo American Cataloging Rules 2nd edition (AACR2),

· Pengenalan peralihan system pelayanan dari manual ke Otomasi perpustakaan

Berdasarkan kebutuhan diatas ada beberapa permasalahan yang perlu mendapat prioriatas dalam penyelesaian yaitu bagaimana usahanya untuk memberikan pengetahuan dan ketrampilan bagi pengelola perpustakaan untuk itu perlu adanya pembinaan diantaranya tentang:

  • Pengolahan bahan pustaka yang meliputi : pengadaan , inventarisasi, klasifikasi dan katalogisasi bahan pustaka
  • Penggunaan pedoman yang telah dibakukan yaitu Dewey Decimal Clacification (DDC) untuk pengklasifikasian, sedangkan pengkatalogan menggunakan pedoman , Anglo American Cataloging Rules 2nd edition (AACR2),
  • Pengenalan peralihan system pelayanan dari manual ke Otomasi perpustakaan


II. TUJUAN DAN MANFAAT

A. Tujuan Kegiatan

Ada dua tujuan dalam Pengabdian Kepada Masyarakat dalam kegiatan pengabddian ini, diantaranya:

  1. Tujuan Umum

Melalui pembinaan ini secara umum memberikan masukan dan bekal kepada pengelola maupun petugas perpustakaan, berupa keterampilan dan pengetahuan tentang cara mengelola perpustakaan secara benar.

  1. Tujuan Khusus

Setelah diadakan pembinaan diharapkan pengelola perpustakaan sekolah;

a. Dapat menginventarisasi bahan pustaka secara benar.

b. Dapat mengkatalogisasi sesuai dengan pedoman.

c. Dapat mengklasifikasi sesuai dengan pedoman.

d. Dapat merencanakan pelayanan dengan menggunakan sistem pelayanan terotomasi.

B. Manfaat Kegiatan

Manfaat yang diperoleh dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah sebagai berikut:

  1. Pengelola perpustakaan dapat menerapkan pedoman yang telah dibakukan
  2. Pengelola perpustakaan sekolah mampu mengerjakan kegiatan rutin perpustakaan, yaitu cara-cara mengolah bahan pustaka dengan benar.
  3. Bahan pustaka yang diolah secara benar akan mempermudah dalam mengorganisasi dan memperlancar pelayanan kepada pengguna.
  4. Mengembangkan minat baca bagi pengguna
  5. Dengan meningkatkan minat belajar masyarakat berarti pula telah membantu proses belajar mengajar yang berdampak meningkatkan kecerdasan bangsa.


III. PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Kerangka Pemecahan Masalah

Setelah mempelajari dan melihat tempat dan sarana dan prasarana yang telah ada di Perpustakaan Sekolah Lajutan Tingkat Pertama di Kecamatan Gunungpati Kota Semarang ini perlu adanya:

  1. Pembinaan tenaga untuk keterampilan mengelola perpustakaan sekolah.
  2. Pembinaan dalam mengerjakan pengolahan bahan pustaka yang meliputi, inventarisasi, klasifikasi, katalogisasi dan kelengkapan bahan pustaka.
  3. Pembinaan dan pengenalan layanan terotomasi.

Alaternatif pemecahan masalah yang akan dilakukan dalam pengabdian kepada masyarakat ini yakni bagaimana mengintensifkan materi pembinaan pengelolaan perpustakaan sekolah. Untuk mengatasi permasalahan ini maka setiap materi pembinaan dilanjutkan dengan praktek pengolahan bahan pustaka, antara lain bagaimana cara pengadaan bahan pustaka dan inventarisasi bahan pustaka, membuat katalogisasi deskripsi, mengelompokkan atau mengklasifikasi bahan pustaka, dan pengenalan otomasi perpustakaan sehingga peserta binaan dapat menerima materi secara utuh. Cara ini lebih mudah diterima peserta karena bila peserta menemukan masalah terkait dengan materi yang diberikan maka pembina g dapat langsung memberikan solusinya.

Model atau kerangka sistem pembinaan ini dipilih karena kebanyakan peserta belum memiliki pengetahuan dan keterampilan mengelola perpustakaan sekolah secara baik. Setelah mendapatkan pembinaan secara insentif, peserta akan memiliki pengetahuan dan keterampilan bagaimana cara mengelola perpustakaan sekolah dengan baik yang dapat digambarkan melalui bagan sebagai berikut:

Model Sistem Pembinaan Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah

Kontrol

Umpan balik

B. Metode Kegiatan

Metode yang digunakan dalam melaksanakan kegiatan pembinaan pengelolaan perpustakaan sekolah ini untuk meningkatkan ketrampilan dan pengetahuan pengelola perpustakaan sekolah di Kecamatan Gunungpati Semarang dilakukan dengan kombinasi antara metode ceramah, tanya jawab, dan praktik, yaitu 40% penguasaan materi dan 60% praktik.

Untuk kegiatan ceramah secara klasikal diberikan materi yang meliputi: pengadaan dan inventarisasi bahan pustaka, katalogisasi deskripsi, klasifikasi, pelayanan (sirkulasi dan referensi) dengan pengenalan otomasi perpustakaan. Pada kegiatan yang lain peserta diberikan bimbingan praktik secara bersama dan individu untuk memperoleh pemahaman dan keterampilan khusus sehingga peserta dapat bekerja secara mandiri di perpustakaan yang dikelolanya.

C. Khalayak Sasaran

Sasaran utama pelaksanaan kegiatan pembinaan pengelolaan perpustakaan sekolah adalah pengelola perpustakaan sekolah yang terdiri dari para guru maupun karayawan yang bertugas di perpustakaan sekolah Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama di Kecamatan Gunungpati, Semarang.

Kegiatan ini diikuti oleh peserta yang berasal dari 12 SLTP yang terdiri dari SMP dan MTs yang ada di Kecamatan Gunungpati di tambah beberapa SMP dan MTs di wilayah sekitarnya, baik dari sekolah negeri maupun swasta, dimana tiap-tiap sekolah mengirimkan 2 (dua) atau 3 (tiga) orang sebagai peserta pembinaan, sehingga jumlah peserta mencapai 26 orang. Adapun bentuk kegiatan ini yaitu melalui pendidikan non-formal yang bertempat di Gedung G Lt.III UPT Perpustakaan Universitas Negeri Semarang kampus UNNES Sekaran Gunungpati Semarang.

D. Realisasi Pemecahan Masalah

Kegiatan pembinaan pengelolaan perpustakaan sekolah ini meliputi:

1. Persiapan

Untuk menyiapkan pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat ditetapkan:

- Lokasi tempat pengabdian

- Waktu kegiatan pengabdian

- Peserta kegiatan

- Tempat diselenggarakan kegiatan

- Materi yang disajikan, dan

- Bahan-bahan penunjang lainnya.

2. Pelaksanaan

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang berupa pembinaan pengelolaan perpustakaan sekolah dilaksanakan selama kurang lebih 4 (empat) bulan setelah penandatanganan kontrak kerja. Adapun tempat kegiatan dilaksanakan di UPT Perpustakaan Universitas Negeri Semarang di gedung G Lt. III, Kampus UNNES Sekaran Gunungpati Semarang selama 3 hari dengan jadwal kegiatan sebagai berikut:


Jadwal Kegiatan

Pembinaan Pengelolaan Perpustakaan Sekolah Bagi Pengelola

perpustakaan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama di Kecamatan Gunungpati Semarang

No.

JENIS KEGIATAN

BULAN

I

II

III

IV

Minggu

Minggu

Minggu

Minggu

1

Penyiapan perijinan

X

X

2

Penyiapan materi

X

X

3

Pembinaan

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

4

Evaluasi

X

5

Penyusunan laporan

X

Jadwal Pemberian Materi

Pembinaan Pengelolaan Perpustakaan Sekolah Bagi Pengelola

Perpustakaan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama di Kecamatan Gunungpati, Semarang

WAKTU

MATERI

PENGAMPU

Senin, 25 – 8 – 2008

08.00 – 08.30

08.30 – 08.45

08.45 – 09.00

09.00 – 10.00

10.30 – 12.00

Registrasi

Pembukaan

Rehat

Pengadaan & Inventarisasi Bhn Pust

Katalogisasi

Oleh Ketua Kegiatan

--

Setyo Hariwati

Sutrisno

Selasa, 26 – 8 –2008

08.00 – 10.00

10.00 – 10.15
10.15 - 12.00

Klasifikasi DDC edisi 22

Rehat

Klasifikasi DDC edisi 22 (lanjutan)

M.Z. Eko Handoyo

---

M.Z. Eko Handoyo

Sutrisno

Rabu, 27 – 8 - 2008

08.00 - 09.30

09.30 - 09.45

09.45 – 12.00

12.00 – 12.15

Otomasi Perpustakaan

Rehat

Praktik Katalog dan Klasifikasi

Penutupan

Murgono

---

TIM

Oleh Ketua Kegiatan

IV. HASIL KEGIATAN

Dari hasil evaluasi oleh Tim dijumpai bahwa kegiatan pembinaan tenaga pengelola perpustakaan sekolah yang terdiri dari Guru, Karyawan atau Penglola perpustakaan selama 3 hari dapat disimpulkan sebagai berikut:

Pelatihan

Penyampaian materi secara langsung yang disertai dengan praktik akan lebih cepat dimengerti oleh peserta, seperti praktik penggunaan pedoman pengelolaan perpustakaan seperti penggunaan pedoman pengkatalogan AACR (Anglo American Cataloging Rules) dan penggunaan pedoman pengklasifikasian DDC (Dewey Decimal Clacification).

Pelatihan pengelolaan perpustakaan sekolah ini dibuka oleh Kepala UPT Perpustakaan UNiversitas Negeri Semarang pada hari senin, 25 Agustus 2008 pukul 08.30, seperti terlihat pada gambar berikut:

Gambar 1

Pembukaan Pelatihan Pengelolaan Perpustakaan Sekolah

Acara tersebut kemudian dilanjutkan dengan penyampaian materi pertama yaitu pengadaan dan inventarisasi bahan pustaka oleh Dra. Setyo Hariwati, dilanjukan praktek membuat buku induk dan mendiskripsi buku pada lembar kerja yang telah disediakan

Gambar 2 :

Penyampaian materi Pengadaan dan Inventarisasi Bahan Pustaka

Dalam praktik pengadaan dan inventarisasi bahan pustaka, perserta pelatihan diberi tugas membuat format buku inventarisasi dan buku induk bahan pustaka untuk mendata koleksi buku-buku yang dimiliki perpustakaan, baik buku dengan cara perolehan melalui pembelian maupun hadiah.

Ada beberapa hal yang perlu dicatat pada buku induk/diinventarisasi diantaranya:

Kolom 1 : Tanggal terima, kapan buku diperoleh

Kolom 2 : No. Induk Buku,

Kolom 3 : Pengarang, (pengarang utama/pertama)

Kolom 4 : Judul

Kolom 5 : Jumlah Buku (eksemplar)

Kolom 6 : Penerbit (kota terbit: nama penerbit, tahun terbit)

Kolom 7 : Golongan atau klasifikasi

Kolom 8 : Bahasa, dapat pisahkan sesuai dengan bahsa buku tersebut, misalnya

buku yang berbahasa Indonesia, Inggris, asing lainnya.

Kolom 9 : Asal buku tersebut diperoleh, misalnya dari pembelian atau hadiah

Kolom 10 : Keterangan

Sedangkan dalam praktik mendeskripsi buku, para peserta diberi kesempatan untuk mencoba mendiskripsi bahan pustaka dan dituangkan ke lembar kerja seperti dibawah:

LEMBAR KERJA

Tgl.Terima

Bahasa

Jml.Eks

ISBN

No.Induk

No.Klas


Jenis:

………….

Tajuk Entri:


Judul:

Cet:……..Edisi:………..


Asal:…………


Harga:

Penerbit:


SD/SLTP/

SLTA/Umum

…………….

Kolasi:


Jejakan :


Catatan………………..

Pengolah:………………….

Tanggal:……………….


Gambar 3

Praktik Mendiskripsi Bahan Pustaka

Penyampaian materi kemudian dilanjutkan dengan materi klasifikasi oleh M.Z. Eko Handoyo, S.S. Dalam materi ini para peserta diberi kiat-kiat cara menentukan subyek bahan pustaka buku dan menentukan klasifikasinya, kemudian dilanjutkan dengan praktik menggunakan buku pedoman Dewey Decimal Clacification (DDC) edisi 22 (terbitan terbaru).

Gambar 4

Praktik Mengklasifikasi Bahan Pustaka

Penyampaian materi kemudian diteruskan praktik membuat kartu katalog oleh Drs. Surtisno, S.Sos. yang dilanjutkan dengan praktik mengklasifikasi. Untuk membuat katalog buku, peserta diminta untuk menyiapkan lembar kerja yang telah diisi deskripsi dan tajuk subyek buku serta klasifikasinya, kemudian dipindahkan ke kartu katalog yang berukuran 7,5cm X 12,5cm, sesuai aturan menurut buku pedoman pengkatalogan AACR (Anglo American Cataloging Rules).

LEMBAR KERJA

Tgl Terima

2 Agustus

Bahasa

Ind.

Jumlah

8

ISBN

No.Induk

0700023/p

No.Klas

020/SUL/p

Jenis

Buku teks

Tajuk Entri: Sulistya-Basuki

Asal

Judul : Pengantar ilmu perpustakaan

Edisi: 1 cet.1

Harga

Impresium: Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1991

Kolasi: 489 hal; 24 cm

Diperuntukkan

Notasi/Seri:

Jejakan:

1. ILMU PERPUSTAKAAN 2.LIBRARY THEORY

Catatan

Pengolah:

Setyohariwati

Tanggal:

20 Agustus

Cek:

Sutrisno

Kartu Katalog Shelflist



020

BAS BASUKI, Sulistyo

P Pengantar ilmu perpustakaa / oleh Sulistya

Basuki. – ed.1.. –Cet.1. – Jakarta : Gramedia

Pustaka Utama, 1991.

480 hal.; 24 cm

ILMU PERPUSTAKAAN

LIBRARY, THEORY


Gambar 5

Praktik Menentukan Tajuk Subjek Dan Klasifikasinya

Gambar 6 :

Praktik Membuat Kartu Katalog

Peserta diajak mengenal otomasi perpustakaan yang dilakukan dengan penyampaian materi terlebih dahulu oleh Drs. Murgono, S.IP kemudian survey ke pelaksanaan otomasi perpustakaan di ruang sirkulasi dan pengolahan bahan pustaka di UPT Perpustakaan Universitas Negeri Semarang, dengan mencoba menelusur informasi melalui computer yang telah disediaakan di ruang sirkulasi

Gambar 7

Penyampaian Materi Otomasi Perpustakaan

Sebelum pelatihan ditutup Kesan dan pesan disampaikan oleh salah satu peserta, yang prinsipnya bahwa pelatihan ini sangat bermanfaat bagi perpustakaan sekolah, sehingga setelah selesai pelatihan ilmu yang didapat akan diterapkan di perpustakaan masing-masing

Gambar 8:

Kesan dan Pesan disampaikan oleh Peserta Pelatihan

  1. Faktor Pendorong

Peserta pelatihan selama 3 hari mulai hari senin, 25 Agustus s/d Rabu, 27 Agustus 2008 merasa antusian sekali karena kebetulan perpustakaan sekolah yang mereka kelola masih sangat jauh dari sempurna dan bisa dibilang masih ketinggalan, selain itu belum mempunyai tenaga yang bisa mengolah bahan pustaka secara benar.

Pelaksanaan pelatihan ini bertempat di UPT Perpustakaan UNNES yang pengelolaannya sudah cukup bagus dan pelayanannya sudah terotomasi, bahkan sudah on line, sehingga kelengkapan dalam praktik seperti mengklasifikasi, mengkatalogisasi terpenuhi dan bisa praktek langsung dengan buku pedoman yang telah dibakukan. Pelayanan menggunakan komputer atau Otomasi perpustakaan bisa melihat langsung cara pelayanannya sehingga cara pelayanan terotomasi bisa dipraktekkan oleh para peserta.

  1. Faktor Penghambat

Dalam pelaksanaan pelatihan ini sedikit ada kendala, karena para peserta banyak yang belum mengenal pengolahan bahan pustaka sama sekali, sehingga dalam penyampaian materi sedikit terhambat.

Selain itu pada perpustakaan sekolah masing-masing perserta belum mempunyai buku pedoman, seperti buku tajuk subjek, buku Dewey Decimal Clacification (DDC edisi 22) yang digunakan sebagai pedoman untuk menentukan klasifkasinya sedangkan buku (Angelo American Cataloging Rules) AACR untuk mendiskripsi dan membuat kartu katalognya, sehingga perpustakaan yang mereka kelola perlu mengadakan kelengkapan tersebut

DAFTAR PUSTAKA

Djadjulianto, 1992. Pedoman Penyelenggaraan dan Penyusunan Tajuk Subjek untuk Perpustakaan. Jakarta: Muara Agung.

Dewey, Melvil. 1996. Dewey Decimal Classification and Relative Index Ed. 22. Dublin:

Online Computer Library Center, Inc.

Gorman, Michael. 1986. AACR2 Ringkasan. Jakarta: Proyek Pengembangan Perpustakaan Jakarta. Pusat Pembinaan Perpustakaan.

Hamakonda, Towa P. 1991. Pengantar Klasifikasi Persepuluhan Dewey. Jakarta: BPK Gunung Mulia.

Nandika, Dodi. 2002. Panduan Pelaksanaan Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat. Jakarta: Direktorat Pembinaan Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi).

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. 1995. Daftar Tajuk Subyek untuk Perpustakaan. Jakarta: Perpustakaan Nasional R.I.

Rachmananta, Dady P. 2007. Anggaran Perpustakaan Sekolah Harus 5%. Pengantar dalam Pembukaan Rapat Kerja ke-14 dan Seminar Ilmiah Nasional Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI). Semarang: Suara Merdeka, Rabu 14 November 2007 Hal: 13 kolom 4-6

Soejono, Trimo. 2007. Buku Panduan Mata Kuliah Referensi Work dan Bibliography

dengan sistem modular. Jakarta: Bumi Aksara.

Saldinah H, Dien. 1987. Katalogisasi Sebuah Pengantar. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Sulistyo-Basuki. 1991. Pengatar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Yusuf, Pawit, 2007. Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah. Jakarta: Kencana

Pengikut

Arsip Blog

Aboutme

Foto saya
Ungaran City, Semarang Central Java, Indonesia
eko handoyo comes from small city in western-central java, keboemen to be excactly, moved to Semarang city following his job as a librarian at semarang state university (Unnes). Now he manage his own bussines (sambilan) to make his capital more and more...